TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Bumi Arta Tbk. memberi penjelasan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) soal kabar rencana induk usaha e-commerce Shopee, Sea Group mengakusisi perseroan.
Penjelasan tersebut menanggapi permintaan penjelasan atas pemberitaan di media massa oleh otoritas bursa pada tanggal 11 Februari 2021.
Dalam surat yang ditujukan ke Kepala Divisi Penilaian Perusahaan 3 BEI, Goklas Tambunan bernomor 002/BNBA/II/2021 tertanggal 16 Februari 2021, disebutkan perseroan tak mengetahui informasi tersebut sama sekali.
Presiden Direktur Bank Bumi Arta Wikan Aryono dan Direktur Hendra Jonathan menjelaskan bahwa perseroan baru mengetahui kabar tersebut dari pemberitaan media massa.
"Belum ada informasi maupun kejadian penting lainnya yang material dan dapat memengaruhi kelangsungan hidup perusahaan serta dapat memengaruhi harga saham perusahaan," katanya Wikan Aryono dan Hendra Jonathan dalam keterbukaan informasi BEI, Selasa, 16 Februari 2021.
Bank Bumi Arta memiliki modal inti sebesar Rp 1,46 triliun per 30 September 2020 dan masuk kategori BUKU 2. Ketentuan POJK 12/2020 mengatur bahwa modal inti bank sedikitnya Rp 3 triliun pada 2022. Ketentuan tersebut berlaku secara bertahap, di antaranya modal inti sedikitnya Rp 2 triliun paling lambat 31 Desember 2021.
Sepanjang perdagangan di bursa kemarin, saham Bank Bumi Arta melejit dalam tiga sesi terakhir hingga menyentuh level auto reject atas (ARA). Santernya bank berkode BNBA bakal jadi target akuisisi induk Shopee menjadi salah satu pemicunya.